Pada tanggal 23-25 Juni 2022, bertempat di Hotel Grand Candi Semarang Jawa Tengah telah berlangsung Musyawarah Nasional IV Ikatan Akademisi Pendidikan Nonformal dan Informal Indonesia (IKAPENFI). Pada Munas IV IKAPENFI kali ini, Universitas Negeri Semarang (UNNES) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Munas. Kegiatan Munas IV IKAPENFI ini dihadiri oleh beberapa universitas yang memiliki Program Studi/Departemen/Jurusan Pendidikan Luar, Pendidikan Nonformal, dan Pendidikan Masyarakat yang ada di Indonesia. Adapun perwakilan universitas yang hadir, antara lain: Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Malang (UM), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Bengkulu (UNIB), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA), Universitas Siliwangi (UNSIL), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), Universitas Muhammadiyah Pare-Pare. “Kegiatan Munas IV IKAPENFI ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi akademisi Pendidikan Nonformal, Pendidikan Luar Sekolah dan Pendidikan Masyarakat untuk bersama-sama menyatukan pikiran, tenaga, untuk memajukan organisasi dan mampu memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia”, Tegas Bagus Kisworo (Ketua Panitia Munas). Kegiatan munas ini diawali dengan konvensi yang dilakukan pada hari Kamis, 23 Juni 2022 Pukul 19.30 – selesai. Hadir mengisi konvensi adalah Prof. Dr. Yoyon Suryono, MS (Guru Besar PLS UNY), Prof. Dr. Jamaris, M.Pd (Guru Besar PLS UNP), dan Prof. Dr. Supriyono, M.Pd (Guru Besar PLS UM). Pada sesi pertama, Prof. Yoyon Suryono menekankan pada transformasi sosial yang terjadi di masyarakat yang berkaitan pula dengan perkembangan PLS/PNF; ekosistem PLS/PNF; konteks PLS/PNF dan Fragsis PLS/PNF. Keempat hal tersebut harus berfokus pada solusi yang dapat diberikan bagi kemajuan pendidikan di Indonesia. Pada sesi kedua, Prof. Jamaris, M.Pd menyampaikan materi tentang “Pendidikan tanpa sekat” seperti yang terjadi pada saat ini (masa pandemic covid-19). Pendidikan menjadi tidak terbatas oleh pemisah antara pendidikan formal, nonformal dan informal, semua seakan menjadi bisa terlaksana bersamaan dan agak sulit mengatakan apakah pola pembelajaran yang digunakan menganut jalur yang dikatakan pendidikan formal, nonformal atau informal. Maka kita sebagai akademisi bidang Pendidikan Luar Sekolah harus melihat fenomena ini sebagai peluang dalam mengembangkan pendidikan nonformal, pendidikan luar sekolah dan pendidikan masyarakat agar memberikan kontribusi bagi pendidikan di Indonesia. Pada sesi ketiga, Prof. Supriyono, M.Pd menyampaikan materi tentang pentingnya peran akademisi pendidikan nonformal dalam ambil bagian memberi masukan bagi RUU Sisdiknas yang saat ini masih menjadi perbincangan public. Harapannya bahwa pendidikan di Indonesia memiliki paying Undang-Undang yang benar-benar dapat membawa pendidikan menjadi lebih baik. Pada hari Jumat 24 Juni 2022 dilakukan kegiatan puncak munas IV IKAPENFI yang memilih kepengurusan baru untuk masa bakti 2022-2026. Maka terpilihlah ketua umum IKAPENFI perempuan pertama, yaitu Prof. Dr. Gunarti Dwi Lestari, M.Si dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Dalam kesempatan ini pula disepakati terdapat beberapa departeman yang akan mendukung kinerja pengurus IKAPENFI yang baru, antara lain: Bidang Organisasi, Bidang Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Bidang Sistem Informasi dan TIK, Bidang Pengembangan Profesi, Bidang Hubungan Luar Negeri dan Bidang Kemitraan. Selain menyepakati adanya departemen, disepakti pula terdapat coordinator wilayah IKAPENFI, yang terbagi menjadi 6 wilayah: Sumatera, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, Jawa Timur, Sulawasi, Bali dan Nusa Tenggara. Program Studi Pendidikan Nonformal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu dalam kegiatan ini diwakili oleh Koordinator Prodi PNF (Drs. Sofino, M.Pd) dan Ketua Lab. PNF (Bayu Pradikto, M.Pd). “Kegiatan Munas ini sangat bermanfaat bagi kita sebagai akademisi pendidikan nonformal untuk mengembangkan jaringan kemitraan Prodi PNF, mendapat masukan ilmu pengetahuan terbaru tentang kebijakan-kebijakan dan isu-isu strategis tentang pendidikan nonformal dan informal. Tak kalah pentingnya adalah dapat memberikan dampak besar bagi kemajuan Program Studi PNF khususnya bagi mahasiswa dan lulusan yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa dalam bidang yang mereka geluti. Seperti kita ketahui banyak hasil yang kita dapat dalam kegiatan ini, selain kepengurusan IKAPENFI yang baru (masa bakti 2022-2026) juga ada kesepakatan kerjasama antar perguruan tinggi,” ungkap Sofino.